Kita Lanjut.
Eh... tahu tidak, ternyata sesuatu itu pasti akan berbalas lho. Itu adalah sebuah hukum yang pasti, catat : P A S T I, termasuk memberi dan berbagi. Contoh nyatanya adalah para pengusaha non muslim, apakah mereka berbagi dengan niatan dakwah di jalan Allah? Tentu tidak. Tapi apa yang telah mereka bagikan dan berikan tetap dibalas oleh Allah SWT. Mereka kaya, meraka sukses, berpengaruh kan? Artinya Allah tetap mambalas kebaikan meskipun mungkin hanya di dunia.
Nah... apalagi seorang muslim, harus dong tulus plus ikhklas. Cuma tidak harus menunggu tulus dan ikhlas dulu untuk memulainya. Ntar pasti kagak mulai-mulai sedekahnya he.he
Siap!
Berkali-kali lagi saya mohon maaf, dengan berkata "sedekah tidak harus tulus atau ikhlas dulu" itu bukan maksud mengajak hal yang mungkin kurang pas. Saya hanya ingin mengajak diri saya untuk setidaknya mau mulai berbagi dan memberi walaupun belum pada tahapan tulus dan ikhlas. Tentulah nanti tulus dan ikhlas adalah tujuan utama. Kita semua faham bila ketulusan dilaksanakan tentulah akan lebih berlipat-lipat balasannya, dan bilamana ikhlas menjadi sebuah kenyataan maka tidak hanya didunia saja saya mendapat balasan.
Saya juga faham kok.
………………
Yang takut mati, tak pernah hidup seutuhnya
Yang takut miskin, tak pernah kaya seutuhnya
Yang takut kehilangan, tak pernah memiliki seutuhnya.
Inilah keajaiban, kata leonard nimoy
Semakin kita berbagi
Semakin banyak yang kita miliki
(salim A fillah dalam Bahagianya Merayakan Cinta)
Memberi, Berbagi adalah hal yang sangat dahsyat, sebenarnya itu adalah inti dari apa yang ada di tulisan ini. Betapa banyak keutamaan untuk kita juga untuk orang lain dan betapa akan resah dan sempitnya hidup bila kita tinggalkan. Seorang kawan pernah memberikan nasehat saat saya futur dengan skripsi (curhat nie??), dia berkata bahwa semakin sulit kita mengerjakan tugas akhir nantinya pasti akan lebih mudah ketika mendapat ACC untuk kelulusannya.
Yaa…Saya tahu dia berkata seperti itu hanya dari pengalaman pribadinya he.he dan sedikit ngepas-ngepasin ala cocoklogi saja he.he, tapi bila difikir-fikir ternyata ada benarnya juga lho, karena segala sesuatu Allah menciptakan seimbang, bila ketemu sulit, maka mudah pun ada. Bila juga bila ada pendapatan, maka pemberian pun harus kita lakukan. Agar seimbang.
Bayangkan, Allah sudah memberikan kita begitu banyak kenikmatan. Maka kita juga harus menyeimbangkan dengan berbagi kepada sesama.
Layaknya bila kita makan tanpa kita keluarkan, maka yang terjadi penuhlah perut dan sakit yang kita dapat.
Layaknya udara yang kita ambil untuk bernafas, bila hanya kita sedot tanpa kita keluarkan, maka..yaa mati.
Banyak orang yang divonis sakit dan tidak bisa disembuhkan, eh…ternyata sedelah berbagi, sembuhlah orang itu.
Dalam sebuah seminar entrepreneur terbesar yang pernah saya ikuti, menghadirkan pembicara orang-orang luar biasa seperti Ciputra, atau yang dikenal Pak Ci, rajanya Real estate Indonesia yang diakui di dunia, tahu tidak? tuh yang ngebuat Ancol dan Pantai Indah kapuk. Juga beliau bapak Irwan Hidayat pemilik sido muncul, dan beberapa orang penting dalam dunia entrepreneur. Di sela-sela materi tiba-tiba pak Ci bangkit dari duduknya dan berkata kepada seluruh audien, satu kalimat saja, tapi sudah bisa membuat kami para peserta terdiam dan termangu. Kira-kira seperti ini kalimatnya.
“Jika anda orang indonesia, maka apa yang kalian berikan pada bangsa ini nanti? Buktikanlah!”
Pak ci : jika anda orang indonesia,......... Buktikanlah |
Banyak dan hampir semua orang besar dan orang kaya adalah orang-orang yang suka berbagi. Choirul tanjung pun memiliki aset yang dikerjakan tidak kurang dari 6000 karyawan, belum cukup itu saja, beliau ternyata juga aktif dalam gerakan-gerakan sosial.
Hebat kan.
Seorang Andrea Hirata, salah satu putra bangsa dengan karya-karya novelnya seperti laskar pelangi yang mendunia dulunya hanyalah beniat ingin memberikan apa yang ditulis untuk seorang guru yang dicintainya, ibu guru muslimah dan Pak Harfan, karena Pak Harfanlah yang mengajarkannya untuk berprinsip bahwasanya “Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya". Dan Andrea selalu berharap prinsip ini tertular untuk seluruh pemuda bangsa Indonesia
Sekali lagi : “Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya"
Ini baru JOS!
Memberi, berbagi tidak akan memiskinkan ataupun mengurangi apa yang kita punya karena akan segera tergantikan, dan sebuah bangsa bila ingin menjadi besar haruslah lebih banyak memberi daripada meminta. "Hidup adalah sebab akibat" begitu kata Bagus Hernowo seorang motivator, "yang harus kita lakukan bukanlah take and give, tapi give and take. Berikan! Maka akan kita dapatkan karena satu biji yang kita tanam akan pasti akan Allah beri jadikan tujuh ratus biji atau lebih, lanjutnya."
Ok..telah banyak kedahsyatan, dan kekuatan luar biasa yang ditimbulkan bila jiwa berbagi dan memberi kita tanamkan. Bermanfaat langsung ke orang lain, menyehatkan, memanjangkan umur, mengkayakan, membahagiakan, dan tentulah menjadikan sebuah bangsa menjadi besar.
Sukses adalah pilihan, begitu yang sering kita dengar, dan tinggal anda pilih, tangan memberi, ataukan tangan meminta.
Dan sebagai penutup semoga saya dan kita mulai detik ini memang meniatkan diri untuk menjadi insan yang mempunyai jiwa untuk senantiasa berbagi dan memberi, andaipun belum ada hal yang kita berikan, semoga nantinya niat ini tumbuh berkembang dan berbuah menjadi materi yang bisa kita bagikan kepada semua, KARENA BANGSA BESAR MEMANGLAH BUKAN BANGSA PEMINTA-MINTA.
Amin…
_End
-------------------
Baca lagi :
The Power Of Giving_Part I
The Power Of Giving_Part II
The Power Of Giving_Part III
The Power Of Giving_Part IV
-------------------
Baca lagi :
The Power Of Giving_Part I
The Power Of Giving_Part II
The Power Of Giving_Part III
The Power Of Giving_Part IV
No comments:
Post a Comment
apa saran anda?