Wednesday, January 4, 2012

Kado terindah



Sore itu sang surya sudah tampak menggeliat menururunkan radiasi sinarnya, langit mulai menutupi jubah birunya dengan selendang emas kekuningan, udara sepoi-sepoi menemani burung-burung walet yang tampak bermain-main bergerombol dengan sesamanya seakan-akan ingin membuatku yang sedang duduk di kamar ini iri dengan keceriaannya. Aku kembali menghadap ke meja belajarku untuk merapikan buku yang tadi sedikit berantakan. Sembari kurapikan buku-buku kuletakkan juga sebuah piagam tidak resmi di dinding kamarku. Piagam yang kudapatkan setelah aku mengikuti kegiatan kemuslimahan rohani Islam di kampusku hingga aku dinobatkan sebagai peserta paling semangat dan banyak tersenyum di kegiatan yang selesai satu hari yang lalu.”Piagam yang aneh” gumanku pelan. “tapi menarik juga. Setidaknya mbak-mbak panitia sangat tahu cara mengekspresikan rasa menghargai, dan menghormati, dan menyayangi orang lain terutama adek-adek yuniornya, dan setidaknya aku dan temen-temen peserta menikmati kegiatan ini” jawabku kepada diri sendiri.

Setelah kamar terihat rapi, aku bergegas menyiapkan peralatan mandi karena jam dinding sudah menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh menit. “ wah aku harus segera. lima belas menit lagi pasti bakal ramai” fikirku. Baru saja aku keluar kamar seorang wanita sudah terburu-buru seakaan-akan ingin mendahuluiku.

Sevilla



Bienvenido a EspaƱa!!

Akhirnya aku berada di tanah dimana Islam pernah berjaya dan memegang amanah selama 800 tahun lamanya. Tanah dimana seorang thariq bin ziyad memerintahkan pasukan untuk membakar kapalnya, dan ketika pasukannya bingung dan bertanya-tanya akan perintahnya, dengan lantang thariq bin ziyad berkata “tidak ada jalan untuk melarikan diri! Laut di belakang kalian, dan musuh di depan kalian, Demi Allah, tidak ada yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran."