Monday, August 22, 2016

Tentang Menikah



Bacalah kalau lagi tidak ada kerjaan saja.

Sudah lima belas hari berlalu, namun ternyata masih banyak yang membicarakan tentang pernikahan  antara Mas Alvin putra Ustad Arifin Ilham. Yap benar!, tentu tentang pro kontra pernikahan muda.

Mulai dari berita online, status medsos (terutama facebook), bahan kajian, sampai meme-meme. Untuk yang terakhir mungkin akan lebih lama umurnya. Sebenarnya tidak terlalu penting untuk dibahas, yang nikah mereka, hidupnya hidup mereka, sedikitpun tidak ada hubungan dengan saya pribadi, tidak ngefek lah bahasanya. Bahkan sebenarnya agak menyebalkan kalau dibuka, selain penuh iklan, juga banya bahasa yang dibesar-besarkan agar laku dibaca. Tapi....inilah Indonesia, inilah beritanya, inilah penulisnya, dan inilah pembacanya. Saya pun yang awalnya mencoba menahan agar tidak terlalu peduli, namun karena gen Indonesianya masih sangat kuat ditambah terpengaruh update berita di facebook dari halaman-halaman yang disukai, dari lebih dari 2.500 pertemanan,  akhirnya “luluh” juga untuk ikut-ikutan berpendapat he.he


----------

Kembali lagi ke pro dan kontra. Yang pro lebih mengarah kepada agar si anak tidak terjerumus pada zina, yang kontra lebih mengarah pada si anak pasti kurangnya persiapan. Kebanyakan hal yang kontra lebih didarsari pada kesiapan, dan kata kesiapan itu bila di jelaskan lebih lengkap akan menuju pada kebahagian pasangan berlandaskan kesiapan materi dan kesiapan mental.

Kalau pendapat saya pribadi, hal itu, maksudnya menikah muda  tidak akan jadi masalah selama anak tersebut siap dan orang tuanya atau si anak itu sendiri memang sudah membekali dirinya dengan ilmu untuk mengarah kepada kehidupan serelah pernikahan. Dan kebalikannya, hal itu bermasalah bila anak tidak ada pembekalan. Lha kok nikah umur 17, lha wong umur 30 tahun (baca : tua) saja akan jadi masalah dalam mengarungi rumah tangga bila tidak ada bekal ilmu pada dirinya.

Pion..eh poin pertama adalah BEKAL ILMU
Coba, dibawah ini diresapi

  • Banyak yang nikah MUDA dan dalam mengarungi hidup ternyata sukses.
  • Banyak yang nikah MUDA dan dalam mengarungi hidup ternyata gagal.
  • Banyak yang nikah TUA dan dalam mengarungi hidup ternyata sukses.
  • Banyak yang nikah TUA dan dalam mengarungi hidup ternyata gagal.



Gagal suksesnya apakah karena pernikahannya? Saya bertaruh jawabannya adalah ilmu yang ada pada dirinya apapun kondisinya. Ilmu, ilmu, dan ilmu.

Mungkin yang nikah muda dari awal, dari umur  13 tahun si anak sudah dibekali orang tuanya untuk mempersiapkan hidup, digembleng, dibekali ilmu, jadi saat umurnya 17 tahun dia memang sudah siap. Dan saat mengarungi hidup (karena sudah mempunyai ilmunya) akhirnya jadi orang berhasil dan sukses. Juga...mungkin yang nikah tua, dia baru menyiapkan dan berfikir untuk membangun rumah tangga setelah bekerja, setelah umur 25  tahun. Jadi bekalnya, ilmunya baru mulai disiapkan dan menikah di umur 30 Sehingga setelah menikah dan mengarungi hidup di umur 30 tahun, ending akhirnya juga jadi orang sukses.
Lalu yang gagal? Ya yang tidak menyiapkan apa-apa. Mau dia nikah muda, nikah tua, tidak nikah, poligami (ups), tetap saja gagal! Sudahlah daripada protes mending di evaluasi diri sendiri dan dilanjut bacanya he.he

Sekali lagi, intinya keberhasilan bukan pada pernikahan di umur muda atau tua, tapi pada ILMUnya.

------------

Lihat di sekelilingmu.

-          Ada jenis manusia yang menunggu sukses, menunggu matang baru menikah. Namun hingga dia berumur lebih dari target umurnyanya, bahkan jauh dari targetnya akhirnya tetap tidak menikah-menikah ditambah tidak sukses-sukses. Mengapa? Saya yakin jawabannya karena malas! Sudah tidak perlu banyak alasan, alasan apapun pasti akan berujung karena kita memang malas.

-          Lalu juga ada yang berprestasi muda karena tidak menikah dulu? Apa karena menunda menikahnya yang membuat sukses? Saya yakin seyakin yakinnya jawaban yang lebih tepat adalah karena orang tersebut bukan orang pemalas, giat, rajin berusaha dan rajin gosok gigi!

Inilah poin kedua yang saya maksud : PENYAKIT MALAS
Pernikahan bukanlah penghambat, namun malaslah pemeran utamanya.

Menurut saya pribadi, menikah adalah salah satu tahapan hidup manusia yang mempunyai tujuan agar menjadi lebih baik. Sama seperti mau sekolah, mau membeli rumah, mau berbisnis dan sebagainya. Semua itu hanyalah tahapan. Dan intinya semua itu akan bermuara ke pada keberhasilan selama kita mempunyai bekal. Berapapun umurnya. 

Kalau boleh saya mengakui, hingga menginjak umur 27 dan belum bisa beli rumah, baru bisa kontrak, kesalahannya bukan karena menikah, tapi karena malas. Dan itu jelas. Nun jauh disana, di surabaya, ternyata ada kawan dulunya tidak mampu, yang nikah di usia muda, lalu kerja bantu-bantu tenaga proyek, lalu diminta jadi administrasi, lalu sekarang....tidak sekedar rumah, bahkan sudah punya penyewaan alat berat sendiri. Kabarnya sekarang akan membeli rumah lagi seharga 1 milyar. Dana umurnya sekarang belum 30 tahun!

Artinya orang tersebut, kawan saya, memang dari kecil sudah ada didikan yang menghasilkan ilmu untuk bekal di perjaanan hidupnya. Contoh lain, itu...kemarin yang diundang di hitam putih, di CNN, pasangan Ibnu Riyanto dan Sally Giovani, miliarder pengusaha batik yang karyawannya lebih dari 1000 dan memulai dari 0, juga menikah di usia 17 lho. Juga masih banyak contoh lain.

Masih mau beralasan ? Atau ikut mengakui seperti saya? nanti silahkan anda yang merasa seperti saya mengakui di komentar saja ya he.he

Hidup di ciptakan untuk manusia yang siap dengan berbagai masalah. Namun Tuhan menyertakan setiap manusia akal untuk membekali dirinya dengan ilmu untuk dapat mengatasi masalah-masalah tersebut, sayangnya manusia kadang menghianati dirinya sendiri dengan kemalasan hingga akhirnya ilmu yang harusnya untuk melewati masalah jadi mental deh...Hingga akhirnya muncul jenis orang yang mempunyai banyak alasan  atau sekalian saja menyerah pasrah.

Sekali lagi inti gagalnya bukan karena nikah di umur tua atau mudanya, tapi penyakit Malasnya.

----------

Memang kalau hanya untuk alasan menghindari zina lalu menikah muda tentu tidak cukup dan saya juga tidak setuju, sama tidak setujunya dengan orang yang menganggap nikah muda akan menghancurkan masa depan. 

Menikahlah saat sudah mempunyai bekal. Mau menikah tua atau muda. Tidak perlu menyalah-nyalahkan nikah muda akan membawa dampak buruk, namun juga jangan asal menikah untuk menjauhi zina namun masih jauh dari bekal ilmu dan dekat dengan rasa malas. 

Mau masih muda, atau sudah tua, asal sudah mempunyai bekal ilmu dan tidak termasuk golongan orang malas pasti akan berjalan dengan baik bahtera kehidupannya.

Itu saja... 



Menikah mudah pada usia 17 tahun sering dianggap belum matang dalam membina rumah tangga, namun hal tersebut terbantahkan oleh pasangan Ibnu Riyanto dan Sally Giovani. Pasangan ini menikah pada usia 17 tahun setelah lulus SMA pada tahun 2006 dan tanpa melalui proses pacaran. Pasangan ini bukan berasal dari keluarga kaya, namun berkat kegigihanya pasangan ini sekarang telah menjadi salah satu pengusaha batik sukses dan menjadi Miliarder. Pasangan ini juga telah memiliki lebih dari 1000 karyawan.
Kesuksesan yang diraih oleh pasangan Ibnu dan Sally ini tak lepas dari keputusan besarnya untuk menikah di usia muda 17 tahun. Dengan menikah menurut Ibnu menjadi gerbang bagi seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Saat menikah pasangan ini sama sekali tidak memiliki pekerjaan (pengangguran). Kondisi tersebut membuat Ibnu selaku kepala rumah tangga memutuskan untuk berbisnis dan berdagang. Sumber : islamedia

No comments:

Post a Comment

apa saran anda?