Bacalah
kalau lagi tidak ada kerjaan saja.
Sudah
lima belas hari berlalu, namun ternyata masih banyak yang membicarakan tentang
pernikahan antara Mas Alvin putra Ustad
Arifin Ilham. Yap benar!, tentu tentang pro kontra pernikahan muda.
Mulai
dari berita online, status medsos (terutama facebook), bahan kajian, sampai
meme-meme. Untuk yang terakhir mungkin akan lebih lama umurnya. Sebenarnya
tidak terlalu penting untuk dibahas, yang nikah mereka, hidupnya hidup mereka,
sedikitpun tidak ada hubungan dengan saya pribadi, tidak ngefek lah bahasanya. Bahkan sebenarnya agak menyebalkan kalau
dibuka, selain penuh iklan, juga banya bahasa yang dibesar-besarkan agar laku
dibaca. Tapi....inilah Indonesia, inilah beritanya, inilah penulisnya, dan
inilah pembacanya. Saya pun yang awalnya mencoba menahan agar tidak terlalu
peduli, namun karena gen Indonesianya masih sangat kuat ditambah terpengaruh update
berita di facebook dari halaman-halaman yang disukai, dari lebih dari 2.500
pertemanan, akhirnya “luluh” juga untuk
ikut-ikutan berpendapat he.he
----------
Kembali
lagi ke pro dan kontra. Yang pro lebih mengarah kepada agar si anak tidak
terjerumus pada zina, yang kontra lebih mengarah pada si anak pasti kurangnya
persiapan. Kebanyakan hal yang kontra lebih didarsari pada kesiapan, dan kata kesiapan
itu bila di jelaskan lebih lengkap akan menuju pada kebahagian pasangan
berlandaskan kesiapan materi dan kesiapan mental.
Kalau
pendapat saya pribadi, hal itu, maksudnya menikah muda tidak akan jadi masalah selama anak tersebut
siap dan orang tuanya atau si anak itu sendiri memang sudah membekali dirinya dengan
ilmu untuk mengarah kepada kehidupan serelah pernikahan. Dan kebalikannya, hal
itu bermasalah bila anak tidak ada pembekalan. Lha kok nikah umur 17, lha
wong umur 30 tahun (baca : tua) saja akan jadi masalah dalam mengarungi
rumah tangga bila tidak ada bekal ilmu pada dirinya.
Pion..eh
poin pertama adalah BEKAL ILMU
Coba,
dibawah ini diresapi
- Banyak yang nikah MUDA dan dalam mengarungi hidup ternyata sukses.
- Banyak yang nikah MUDA dan dalam mengarungi hidup ternyata gagal.
- Banyak yang nikah TUA dan dalam mengarungi hidup ternyata sukses.
- Banyak yang nikah TUA dan dalam mengarungi hidup ternyata gagal.
Gagal
suksesnya apakah karena pernikahannya? Saya bertaruh jawabannya adalah ilmu
yang ada pada dirinya apapun kondisinya. Ilmu, ilmu, dan ilmu.
Mungkin
yang nikah muda dari awal, dari umur 13
tahun si anak sudah dibekali orang tuanya untuk mempersiapkan hidup, digembleng,
dibekali ilmu, jadi saat umurnya 17 tahun dia memang sudah siap. Dan saat
mengarungi hidup (karena sudah mempunyai ilmunya) akhirnya jadi orang berhasil
dan sukses. Juga...mungkin yang nikah tua, dia baru menyiapkan dan berfikir
untuk membangun rumah tangga setelah bekerja, setelah umur 25 tahun. Jadi bekalnya, ilmunya baru mulai
disiapkan dan menikah di umur 30 Sehingga setelah menikah dan mengarungi hidup
di umur 30 tahun, ending akhirnya juga jadi orang sukses.
Lalu
yang gagal? Ya yang tidak menyiapkan apa-apa. Mau dia nikah muda, nikah tua, tidak
nikah, poligami (ups), tetap saja gagal! Sudahlah daripada protes mending di
evaluasi diri sendiri dan dilanjut bacanya he.he
Sekali lagi, intinya
keberhasilan bukan pada pernikahan di umur muda atau tua, tapi pada ILMUnya.
------------
Lihat
di sekelilingmu.
-
Ada
jenis manusia yang menunggu sukses, menunggu matang baru menikah. Namun hingga
dia berumur lebih dari target umurnyanya, bahkan jauh dari targetnya akhirnya
tetap tidak menikah-menikah ditambah tidak sukses-sukses. Mengapa? Saya yakin
jawabannya karena malas! Sudah tidak perlu banyak alasan, alasan apapun pasti
akan berujung karena kita memang malas.
-
Lalu juga
ada yang berprestasi muda karena tidak menikah dulu? Apa karena menunda
menikahnya yang membuat sukses? Saya yakin seyakin yakinnya jawaban yang lebih
tepat adalah karena orang tersebut bukan orang pemalas, giat, rajin berusaha
dan rajin gosok gigi!
Inilah
poin kedua yang saya maksud : PENYAKIT MALAS
Pernikahan
bukanlah penghambat, namun malaslah pemeran utamanya.
Menurut
saya pribadi, menikah adalah salah satu tahapan hidup manusia yang mempunyai
tujuan agar menjadi lebih baik. Sama seperti mau sekolah, mau membeli
rumah, mau berbisnis dan sebagainya. Semua itu hanyalah tahapan. Dan intinya semua itu akan bermuara ke pada
keberhasilan selama kita mempunyai bekal. Berapapun umurnya.
Kalau
boleh saya mengakui, hingga menginjak umur 27 dan belum bisa beli rumah, baru bisa kontrak,
kesalahannya bukan karena menikah, tapi karena malas. Dan itu jelas. Nun jauh disana, di
surabaya, ternyata ada kawan dulunya tidak mampu, yang nikah di usia muda, lalu
kerja bantu-bantu tenaga proyek, lalu diminta jadi administrasi, lalu
sekarang....tidak sekedar rumah, bahkan sudah punya penyewaan alat berat
sendiri. Kabarnya sekarang akan membeli rumah lagi seharga 1 milyar. Dana umurnya
sekarang belum 30 tahun!
Artinya
orang tersebut, kawan saya, memang dari kecil sudah ada didikan yang
menghasilkan ilmu untuk bekal di perjaanan hidupnya. Contoh lain, itu...kemarin
yang diundang di hitam putih, di CNN, pasangan Ibnu Riyanto dan Sally Giovani,
miliarder pengusaha batik yang karyawannya lebih dari 1000 dan memulai dari 0,
juga menikah di usia 17 lho. Juga masih banyak contoh lain.
Masih
mau beralasan ? Atau ikut mengakui seperti saya? nanti silahkan anda yang
merasa seperti saya mengakui di komentar saja ya he.he
Hidup
di ciptakan untuk manusia yang siap dengan berbagai masalah. Namun Tuhan
menyertakan setiap manusia akal untuk membekali dirinya dengan ilmu untuk dapat
mengatasi masalah-masalah tersebut, sayangnya manusia kadang menghianati
dirinya sendiri dengan kemalasan hingga akhirnya ilmu yang harusnya untuk
melewati masalah jadi mental deh...Hingga
akhirnya muncul jenis orang yang mempunyai banyak alasan atau sekalian saja menyerah pasrah.
Sekali lagi inti
gagalnya bukan karena nikah di umur tua atau mudanya, tapi penyakit Malasnya.
----------
Memang
kalau hanya untuk alasan menghindari zina lalu menikah muda tentu tidak cukup dan
saya juga tidak setuju, sama tidak setujunya dengan orang yang menganggap nikah
muda akan menghancurkan masa depan.
Menikahlah
saat sudah mempunyai bekal. Mau menikah tua atau muda. Tidak perlu
menyalah-nyalahkan nikah muda akan membawa dampak buruk, namun juga jangan asal
menikah untuk menjauhi zina namun masih jauh dari bekal ilmu dan dekat dengan
rasa malas.
Mau masih muda, atau sudah
tua, asal sudah mempunyai bekal ilmu dan tidak termasuk golongan orang malas
pasti akan berjalan dengan baik bahtera kehidupannya.
Itu
saja...
No comments:
Post a Comment
apa saran anda?