Friday, March 9, 2012

Cerita tentang kejujuran 2


Saya sangat tertarik ketika membaca salah satu blog yang bersumber dari salah satu media koran yang cukup ternama di Indonesia. Dalam artikel itu tertulis “BELAJAR JUJUR DARI WARUNG KEJUJURAN KPK”.


Tentang warung kejujuran.

Warung yang didirikan oleh M. Yassin saat itu, wakil ketua KPK di bidang pencegahan saat itu. Warung itu hanya berupa dua rak yang terisi barang dan harga-harga sesuai dengan barang yang diperdagangkan. Diantara rak dan tembok tertulis

"WARUNG KEJUJURAN ADALAH WARUNG TANPA PENJAGA,SILAKAN AMBIL BARANG YANG ANDA KEHENDAKI. TARUH UANG DI KOTAK UANG, AMBIL SENDIRI UANG KEMBALIAN ANDA JIKA ADA". Tidak hanya satu warung, tapi beberapa. Cukup berkembang sih awalnya, walaupun cerita akhirnya beberapa warung merugi.

Cukup menyedihkan, tapi menggelikan juga he,e,e,e


Ok... saya tidak akan berlarut-larut membahas masalah untung-rugi. Saya lebih tertarik membahas pendirian warung kejujuran tersebut. Ternyata niatan mendirikan warung kejujuran milik KPK ini untuk melatih kejujuran kepada masyarakat pada umumnya, dan lingkup kecilnya untuk menguji kejujuran karyawan.

Disinilah saya tertarik, bener-bener tertarik,,,,Pendiri warung menginginkan ada proses belajar untuk menjadikan karyawan-karyawannya jujur. Maksud pendiri warung KPK mungkin seperti ini “lha wong karyawan Lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi masa orang-orang gak jujur?” makanya didirikan warung jujur itu. Untuk belajar jujur bagi karyawan-karyawannya.

Cerita akhirnya,,,oops..enggak usah dibahas,,! Dasar manusia! Saya doakan walaupun rugi, tapi suatu hari akan ada 1,2,3 atau mungkin malah semua karyawan anda menjadi pribadi-pribadi yang jujur. Siapa tahu, toh Tuhan selalu membalas niatan baik hamba-hambaNya. He,e,e

Yang saya tekankan... “belajar jujur”.

Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta.” (QS. AT Taubah: 77)”

Allahualam…. 
semurni apapun niatnya itu, ingat kawan-kawan ketidakjujuran pasti bakal merugikan. Tentu teladan kita telah mencontohkan hasil jerih payahnya ketika kejujuran selalu terhias di setiap kalimat-kalimatnya. Tentu kita semua tidak akan terkejut ketika semua orang- orang di depannya berkata "benar", saat beliau berkata, “ wahai bani fihr, wahai Bani ady...! apa pendapat kalian jika kukabarkan bahwa dilembah ini ada pasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku?” (Al-bukhori meriwayatkan dari Ibnu Abbas)

"selalu benar yang engkau katakan wahai rasul, saya pun sampai kapanpun tak meragukanmu!!!!"

Memang selalu ada rintangan ketika akan melakukan hal terpuji. Banyak sekali. Seorang koki harus siap terkena pisau, meringis pedih ketika untuk mengiris sesuatu dan siap menerima cemooh bila masakan tidak lezat, seorang penyelam harus siap tenggelam dan tertawan rasa asin pahitnya air untuk sekedar bisa melihat indahnya isi samudra, dan kita juga harus siap berdarah akibat tertusuk lancipnya jarum ketika belajar menjahit kain. Selalu ada rintangan, kesakitan, peluh, dan halangan. Begitu juga dengan kejujuran,,, selalu ada rintangan.

Tetapi apakah lantas rintangan dan halangan itu membuat kita mundur? Apakah peluh dan kesakitan membuat kita tidak mau belajar? Apakah kita lebih memilih berdiam dan berbohong atau bahkan melarikan diri? cieeh kata-katanya

Jangan-jangan anda termasuk yang lebih memilih berdiam dan berbohong dan melarikan diri? Saya kata, Innalillahi wainna ilaihi rojiun. (jangan-jangan saya juga yang termasuk ne... istighfar..istighfar..istighfar). InsyaAllah saya pun sedang sangat tertarik untuk belajar.

“Orang yang berbohong itu sentiasa ingin melarikan diri sedangkan tiada seorang pun yang mengejarnya. namun orang yang benar itu berani seperti singa” (Goethe)

Kawan..kita adalah orang-orang islam. Kita mempunyai senjata. Kita mempunyai keberanian untuk belajar mengatakan kebenaran. Walaupun ada rasa sakit memang , dan hal yang mungkin tidak mudah kita terima. Tetapi jangka panjangnya akan ada kemanfaatan yang besar, kemenangan besar tentunnya.

Kalau ingin tahu kabar baik lainya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS.Al-Ahzab:70-71)

Subhanallah..

Walaupun sering teriris pisau, bila kita tetap melakukan cara yang benar profesional dan tanpa kedustaan, kita bisa kok menjadi seorang pemasak yang handal insyaAllah.
Walaupun sering terteguk air asin nan pahit, tapi bisa kok menjadi seorang penyelam yang profesional bila tetap melakukan dengan cara yang benar,dan tentu tanpa kedustann InsyaAllah.

Walaupun jari sering tertusuk jarum, bila kita tetap belajar dan melakukan dengan cara-cara yang benar,profesional dan (sekali lagi) tanpa kedustaan, kita pun pasti bisa menjadi "penjahit" dengan karya-karya yang diakui InsyaAllah.

Apapun itu...Dengan kita jujur dan mengatakan kebenaran, sekali lagi, Allah SWT telah menjanjikan kemenangan besar.

………………………………….

Kembali ke "apa yang ingin saya sampaikan". belajar jujur.
Kok belajar??
Yah...tentu masih dalam tahap belajar dulu. Kan sudah pernah disampaikan di catatan sebelumnya....bahwa saya adalah orang yang masih penuh dengan hal tidak baik, namun berusaha menyampaikan yang baik serambi menjadi lebih baik.

Apakah anda tidak menginginkan? Saya kok tidak yakin kalau anda tidak menginginkan. hehe

Next : Cerita tentang kejujuran 3 (end)

No comments:

Post a Comment

apa saran anda?