Saturday, July 14, 2012

Rumus penghilang rasa benci & sakit hati


Pernah ada yang bertanya, "mas gimana sih cara nya menghilangkan rasa benci karena melihat kelakuan orang lain yang memuak'kan ku???"





Jujur waktu itu saya ingin langsung menjawab "maafkan orang itu", tapi saya yakin jawaban pendek itu tidak akan membuatnya puas, karena yang pertama, 
Dia mungkin tahu saya juga orang yang sulit memaafkan, jadi kesannya seperti menggurui untuk hal yang saya sendiri juga belum bisa. 
Yang kedua dalam keadaan orang yang baru sakit hati, memang orang rata-rata sulit memaafkan, apalagi kaum hawa yang lebih mengedepankan perasaan. Sok jadi Psikolog! he he he he

Akhirnya  terjawab agak sedikit panjang "ehm,, gimana ya,kurang tau, yang jelas setahuku hanya dengan legowo dan memaafkan saja bisa hilang sakit hatinya,  banyak orang yang pernah sakit hati, tapi hanya orang-orang yang berjiwa kesatria saja yang bisa mengedepankan rasa legowo dari pada benci sakit hatinya dengan memaafkan, coba saja dimaafin, siapa tahu sakit hati atau rasa muaknya hilang"

macam lagu petualangan sherina aja he.he.he
"setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati.
Hanya yang berjiwa satria yang mau memaafkan la la la" :D
Doakan teman yang bertanya mau memaafkan ya...

Memang setiap manusia pasti mempunyai perasaan. Baik cinta maupun benci, senang dan juga sakit, tentu perasaan itu merupakan anugerah dari Allah untuk hamba-hamba agar bisa lebih mendekatkan diri dan untuk disyukuri.  Salah satu cara bersyukurnya ya dengan memanajemen perasaan itu salah satunya dengan tidak mengaplikasikannya secara berlebihan.

Contoh : 
Akan salah ketika kita memiliki perasaan cinta kepada seseorang, tiba-tiba bunuh diri ketika ditolak.
Akan salah ketika kita memiliki perasaan benci kepada seseorang, dan bahkan sama sekali tidak bisa untuk membukakan pintu maaf kepadanya.

Lalu? apa hubungannya dengan judul diatas? ok...bolehlah ya saya sedikit bercerita.

Dalam sebuah riwayat Malaikat  Jibril pernah menawarkan dan  meminta izin kepada Nabi Muhammad untuk menghantamkan bukit  kepada penduduk Tho'if dikarenakan Peduduk Thoif melempari beliau dengan batu hingga berdarah-darah ketika menyebarkan agama Islam. Tapi apa jawab sang Nabi?

"Demi Allah, bahkan yang kuharapkan dari sulbi-sulbi mereka akan lahir generasi yang senantiasa beribadah kepada Allah Swt.." Tidak hanya di situ, bahkan Rasulullah membalas lemparan batu dengan doa kebaikan. "Ya Allah… tunjukilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui."

Ckckckckc kalau kita jangan-jangan mungkin malah jawab “sip pol malaikat, untung kamu datang! hantam aja tuh penduduk tho'if, biar tau rasa!!”
mungkin kita puas sih,,tapi sembuh rasa benci & dengki kita? hilang rasa sakit hatinya? saya kok tidak yakin ........

Kembali ke cerita.
Hmmmm indah kan jawaban Rasul kita?
sangat indah sekali,tidak ada kebencian atau rasa muak pada Rasul Allah, dan apa kunci beliau bisa berkata seperti itu? beliau sabar & memaafkan. yap.... itulah kuncinya.

Nah, mari kita cek seberapa "dosa " teman kita sampai kita sulit menghilangkan rasa benci kita.
Apakah kelakuannya memuakkan itu sampai selayak bangsa kafir yang melempari Nabi dengan batu untuk hal baik yang beliau sebarkan?
Apakah kelakuannya sampai seperti bangsa kafir yang menaruh kotoran di punggung Nabi ketika beliau sholat untuk mendoakan kebaikan orang-orang yang kelakuannya seperti itu?

"Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah (cemerlang) pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.”
Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang mereka.” Beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.” (Riwayat Nasa’i dari Abu Hurairah Ra)

Nah...Apakah kelakuannya sememuakkan bangsa kafir sampai mengatai manusia pilihan Allah dengan hujatan penyihir dan pemecah belah keluarga untuk seorang yang mengatakan  bahwasanya yang memepati sekeliling arsy dalam mimbar-mimbar cahaya yang ditempati suatu kaum berpakaian dan berwajah cemerlang bagi orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan salng mengunjungi karena Allah. Untuk orang yang sebenarnya malah mengajarkan pemersatu saudara. 

Tidak kan? Tidak sememuakkan mereka?
Kalau begitu, mengapa kita tidak memaafkan untuk menghilangkan rasa benci kita? Apakah kita tidak malu dengan Nabi ketika melihat tindakan yang belum tentu sememuakkan seperti yang dicontohkan dan kita tidak bisa memaafkan.?

lihatlah surat cinta Allah kepada kita
"Maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS Al-Maaidah : 13).

dan di surat cinta yang lain
“Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada, tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?” (QS Al-Nur : 22)
Tidakkah kita ingin selalu diampuni Allah?
Tidakkah kita ingin di labeli "orang-orang yang berbuat baik" oleh Allah?
Saya yakin sepertinya pada mau semua deh, so....cobalah mulai dengan memaafkan...

Dan Endingnya, Ok kawan,,,,,,,cobalah memulai untuk memaafkan, karena memang  selalu ada ruang untuk memaafkan, dan memang selalu ada ruang untuk memaafkan.

Itu lah kunci penghilang rasa benci dan sakit hati..


^_^

8 comments:

apa saran anda?