Pernah
ada yang bertanya, "mas gimana sih cara nya menghilangkan rasa benci
karena melihat kelakuan orang lain yang memuak'kan ku???"
Jujur waktu itu saya ingin langsung
menjawab "maafkan orang itu", tapi saya yakin jawaban pendek itu
tidak akan membuatnya puas, karena yang pertama,
Dia mungkin tahu saya juga orang yang sulit memaafkan, jadi kesannya seperti menggurui untuk hal yang saya sendiri juga belum bisa.
Yang kedua dalam keadaan orang yang baru sakit hati, memang orang rata-rata sulit memaafkan, apalagi kaum hawa yang lebih mengedepankan perasaan. Sok jadi Psikolog! he he he he
Dia mungkin tahu saya juga orang yang sulit memaafkan, jadi kesannya seperti menggurui untuk hal yang saya sendiri juga belum bisa.
Yang kedua dalam keadaan orang yang baru sakit hati, memang orang rata-rata sulit memaafkan, apalagi kaum hawa yang lebih mengedepankan perasaan. Sok jadi Psikolog! he he he he
Akhirnya terjawab agak sedikit
panjang "ehm,, gimana ya,kurang tau, yang jelas setahuku hanya
dengan legowo dan memaafkan saja bisa hilang sakit
hatinya, banyak orang yang pernah sakit hati, tapi hanya orang-orang yang
berjiwa kesatria saja yang bisa mengedepankan rasa legowo dari
pada benci sakit hatinya dengan memaafkan, coba saja dimaafin, siapa tahu sakit
hati atau rasa muaknya hilang"
macam lagu petualangan sherina aja
he.he.he
"setiap manusia di dunia pasti pernah
sakit hati.
Hanya yang berjiwa satria yang mau
memaafkan la la la" :D
Doakan teman yang bertanya mau memaafkan
ya...
Memang setiap manusia pasti mempunyai
perasaan. Baik cinta maupun benci, senang dan juga sakit, tentu perasaan itu
merupakan anugerah dari Allah untuk hamba-hamba agar bisa lebih mendekatkan
diri dan untuk disyukuri. Salah satu cara bersyukurnya ya dengan
memanajemen perasaan itu salah satunya dengan tidak mengaplikasikannya secara
berlebihan.
Contoh :
Akan salah ketika kita memiliki perasaan
cinta kepada seseorang, tiba-tiba bunuh diri ketika ditolak.
Akan salah ketika kita memiliki perasaan
benci kepada seseorang, dan bahkan sama sekali tidak bisa untuk membukakan
pintu maaf kepadanya.
Lalu? apa hubungannya dengan judul diatas?
ok...bolehlah ya saya sedikit bercerita.
Dalam sebuah riwayat Malaikat Jibril
pernah menawarkan dan meminta izin kepada Nabi Muhammad untuk
menghantamkan bukit kepada penduduk Tho'if dikarenakan Peduduk Thoif
melempari beliau dengan batu hingga berdarah-darah ketika menyebarkan agama
Islam. Tapi apa jawab sang Nabi?
"Demi Allah, bahkan yang kuharapkan
dari sulbi-sulbi mereka akan lahir generasi yang senantiasa beribadah kepada
Allah Swt.." Tidak hanya di situ, bahkan Rasulullah membalas lemparan batu
dengan doa kebaikan. "Ya Allah… tunjukilah kaumku, sesungguhnya mereka
tidak mengetahui."
Ckckckckc kalau kita jangan-jangan mungkin
malah jawab “sip pol malaikat, untung kamu datang! hantam aja tuh penduduk
tho'if, biar tau rasa!!”
mungkin kita puas sih,,tapi sembuh rasa
benci & dengki kita? hilang rasa sakit hatinya? saya kok tidak yakin
........
Kembali ke cerita.
Hmmmm indah kan jawaban Rasul kita?
sangat indah sekali,tidak ada kebencian
atau rasa muak pada Rasul Allah, dan apa kunci beliau bisa berkata seperti
itu? beliau sabar & memaafkan. yap.... itulah kuncinya.
Nah, mari kita cek seberapa "dosa
" teman kita sampai kita sulit menghilangkan rasa benci kita.
Apakah kelakuannya memuakkan itu sampai
selayak bangsa kafir yang melempari Nabi dengan batu untuk hal baik yang beliau
sebarkan?
Apakah kelakuannya sampai seperti bangsa
kafir yang menaruh kotoran di punggung Nabi ketika beliau sholat untuk
mendoakan kebaikan orang-orang yang kelakuannya seperti itu?
"Di sekeliling Arsy terdapat
mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan
berwajah (cemerlang) pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi nabi
dan syuhada merasa iri terhadap mereka.”
Para sahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang mereka.” Beliau menjawab,
“Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling
mengunjungi karena Allah.” (Riwayat Nasa’i dari Abu Hurairah Ra)
Nah...Apakah kelakuannya sememuakkan
bangsa kafir sampai mengatai manusia pilihan Allah dengan hujatan penyihir dan
pemecah belah keluarga untuk seorang yang mengatakan bahwasanya yang
memepati sekeliling arsy dalam mimbar-mimbar cahaya yang ditempati suatu kaum
berpakaian dan berwajah cemerlang bagi orang-orang yang saling mencintai,
bersahabat, dan salng mengunjungi karena Allah. Untuk orang yang sebenarnya
malah mengajarkan pemersatu saudara.
Tidak kan? Tidak sememuakkan mereka?
Kalau begitu, mengapa kita tidak memaafkan
untuk menghilangkan rasa benci kita? Apakah kita tidak malu dengan Nabi ketika
melihat tindakan yang belum tentu sememuakkan seperti yang dicontohkan dan kita
tidak bisa memaafkan.?
lihatlah surat cinta Allah kepada kita
"Maafkanlah mereka dan biarkan
mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS
Al-Maaidah : 13).
dan di surat cinta yang lain
“Hendaklah mereka memberi maaf dan
melapangkan dada, tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?” (QS Al-Nur : 22)
Tidakkah kita ingin selalu diampuni Allah?
Tidakkah kita ingin di labeli
"orang-orang yang berbuat baik" oleh Allah?
Saya yakin sepertinya pada mau semua deh,
so....cobalah mulai dengan memaafkan...
Dan Endingnya, Ok kawan,,,,,,,cobalah
memulai untuk memaafkan, karena memang selalu ada ruang untuk memaafkan,
dan memang selalu ada ruang untuk memaafkan.
Itu lah kunci penghilang rasa benci dan
sakit hati..
^_^
MasyaAlloh :)
ReplyDeletememaafkan mungkin tidak merubah masa lalu,
tapi setidaknya merubah masa depan.. :D
iya mbak...
Deleteyg bermusuhan akan menjadi berssahabat, yang bersahabat akan lebih bersahabat hehehehehe
semoga kita menjadi insan pemaaf !
ReplyDeleteamin mas, amin..insyaAllah
Delete:)
I'll try and let me see the result.
ReplyDeleteArigato
you can do it ^_^
DeleteLike ^_^
ReplyDeletethanks :)
Delete