“wahai ibu, aku tidak mau melakukan ketidakjujuran pada waktu ramai maupun sunyi. Aku yakin, Allah tetap selalu mengawasi apa yang kita lakukan setiap saat,”.. Adalah ucapan seorang gadis penjual susu yang tidak menyetujui kengininan ibunda tercinta ketika sang ibunda menyuruhnya untuk mencampur susu dengan air agar keuntungan berlipat. Kemudian..
___
Ok...ketemu lagi dengan (tulisan) saya
hehe
Melengkapi dua catatan sebelumnya
Ini adalah catatan akhir, pengakhiran dari
yang saya tulis tentang kejujuran. Memang dari catatan-catatan lain.
Anggap saja saya memang ingin sekali
menjadi orang jujur. (Nadanya seperti saya memang orang yang sangat tidak jujur
ya? T_T ). Cerita inii mungkin sudah banyak yang tahu, tentang penjual susu dan
Umar Ra. Ok tidak perlu banyak-banyak intro_nya, pemerannya nunggu lama!
Kecapean ntar hehe
___
Kemudian..
“Bu, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat dan
mengetahui kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat. Allah
pasti mengetahui segala perbuatan kita serapi apapun
kita menyembunyikannya,”
Subhanallah, tutur kata yang
membuat khafilah Umar ra yang pada saat itu tidak sengaja mendengar
percakapan kedua insan tersebut menjadi terkagum-kagum dan memutuskan
menikahkan anaknya dengan gadis itu. Sungguh indah, indah sekali. Sang gadis
penjual susu sudah benar-benar faham konsep kejujuran. Didalam hatinya sudah
tertanam rasa takut akan Allah SWT. Sudah ada semacam software yang memprogram
untuk senantiasa bertindak dalam kebenaran, dan gadis penjual susu itu tahu
bahwa Allah akan melihat perbuatan apapun yang dikerjakanya
Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas 'Arsy. Dia mngetahui apa yang
masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari
langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu
berada. Dan Alloh Maha Melihat apa yang engkau kerjakan (QS Al-Hadid : 4)
Subhanallah..
...........
Saya tertarik dengan profil Abdullah bin
Abi Quhafah, atau sering kita mendengar dengan sapaan Abu Bakar ra.
(ngomong-omong, dari kemarin kok apa-apa pasti tertarik -_-)
Eish...ganggu saja...Ok kembali ke Abu
Bakar ra.
Gelar yang diberikan Rasulullah karena
beliau masuk Islam dengan cepat. Abu Bakar ra juga termasuk assaabiquunal
awwaluun, yakni golongan pertama yang masuk islam. Rasulullah juga
menggelarinya Ash Shiddiq yang berarti amat membenarkan. Beliau selalu
membenarkan Rasullulah dan berkata benar. Pantas gelar Ash Shiddiq untuk
beliau.
Dan saya rasa Rasulullah sangat bersyukur
Allah menakdirkan Abu Bakar menjadi teman dan saudara seiman. Coba kita
bayangkan.. siapa yang tidak bersyukur dan gembira setelah Rasulullah SAW
mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Allah dan ingin mengajak Abu Bakar ke
jalan kebaikan. Dan tanpa loading, dan meneliti apa yang disampaikan Rasullulah
SAW, Abu Bakar pun langsung masuk Islam.
Sangat tidak aneh bila tidak ada
seorangpun yang ada diantara kedua gunung di Mekkah yang merasa gembira
melebihi kegembiraan beliau Rasullulah SAW. Sungguh luar biasa , di
tengah-tengah kacaunya moral Bangsa Arab pada saat itu masih terdapat insan
yang berdiri kuat dengan panji islam bagai fondasi awal suatu bangunan yang
tahan akan guncangan.
Tepat... sebuah fondasi awal yang kuat,
salah satu adalah Abu bakar, hamba yang bertakwa, hamba yang membenarkan. Dan
di awal berdiri, Allah memilih hamba-hamba yang senantiasa berkata benar dan
membenarkan panji-panji Islam.
“Dan orang yang membawa kebenaran
(Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS.
az-Zumar: 33).
...................................
“Political & Economic Risk
Consultancy” (PERC). Sebuah lembaga yang berbasis di Hongkong. Sebuah lembaga
mendata tingkat korupsi untuk negara yang memiliki kemajuan ekonomi cukup pesat
di kawasan Asia Pasifik dalam beberapa tahun terakhir. Dan Indonesia
termasuk negara yang memiliki kemajuan ekonomi cukup pesat. Mari kita sedikit
berbangga, ternyata negara kita tercinta adalah negara yang mengalami
perkembangan ekonomi sangat pesat. Wow...wow...wow
Tapi sebenarnya bukan maksud saya untuk
menginfokan masalah perkembangan ekonomi.
Ok..... saya lanjutkan. Di dalam data PERC
tahun 2010 ternyata Negara Indonesia menduduki peringkat peringkat pertama
untuk negara terkorup di Asia Pasifik. Peringkat pertama. Dan seharusnya itu
membuat kita prihatin. Apalagi Indonesia adalah Negara dengan populasi Islam
terbesar di Asia Pasifik. Bahkan dunia. Astaghfirullah... T_T
Apakah yang salah?
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam
Bukhahri dan Muslim, Rasul Saw. bersabda :
"Wajib atas kalian untuk jujur, sebab
jujur itu akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan menunjukkan jalan ke sorga,
begitu pula seseorang senantiasa jujur dan memperhatikan kejujuran, sehingga
akan termaktub di sisi Allah atas kejujurannya. Sebaliknya, janganlah berdusta,
sebab dusta akan mengarah pada kejahatan, dan kejahatan akan membawa ke neraka,
seseorang yang senantiasa berdusta, dan memperhatikan kedustaannya, sehingga
tercatat di sisi Allah sebagai pendusta" (HR. Bukhari-Muslim dari Ibnu
Mas'ud)
Saya tidak akan membahas terlalu banyak.
Yang jelas ketika akan membahas masalah korupsi atau kejahatan lainya pasti
yang baca hadist diatas akan tahu asal muasal penyebabnya.
“Dusta akan mengarah pada kejahatan”.
Dusta teman-teman.
Berbohong, tidak berkata benar, tidak
jujur dan apalah jenisnya akan membawa ke arah kejahatan. Sekali kita tidak
jujur, maka akan membawa ke “ketidakjujuran” yang lainya. Dan ketika saya mulai
berfikir mulai akan hilangnya kejujuran dalam sebuah individu, komunitas,
masyarakat, ataupun sebuah negara, sebagai seorang muslim, sebagai seorang yang
bertaqwa, mari kita lantangkan “saya tidak akan berdusta! akan berkata benar!
Dan saya akan bertindak benar!”. Mari kita bersama-sama menjadi fondasi,
walaupun akan berat. Mari kita tunjukkan sesuatu yang benar. Mari kita pupuk
dalam hati kita sifat layaknya gadis penjual susu.
Kita tidak perlu beralasan,
“ah,,,pantaskah aku”, ataupun “wah belum jadi orang baik” dan ataupun “belum
waktunya dipercaya”, karena tidak perlu menjadi hebat untuk mengawali sesuatu,
tapi mari awali untuk menjadi hebat.
Dan........setelah alhamdulillah terucap
karena sudah terbaca semua, mari awali mulai dari kita untuk kehidupan penuh
dengan kejujuran dan kebenaran. Mari melangkah untuk........Bismillah.
“Wahai orang-orang beriman! Bertaqwalah
kamu kepada Allah dan jadilah kamu (hidup) bersama orang-orang yang
jujur” (QS Attaubah.: 119).
No comments:
Post a Comment
apa saran anda?