Bismillah ir-Rahman ir-Rahim
Barang siapa meminjami (menginfakkan) Allah dengan pinjaman baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepadaNyalah kamu dikembalikan (QS.Al Baqarah :245)
Ingat! Allah mengatakan “dengan banyak”.
Bila parameternya 1-10, berarti banyak itu lebih dari setengah bukan? Kalau
tidak 6, ya 7, atau 8, bisa 9, dan 10. Ok misal kita ambil 6 atau 7 sajalah.
Berarti setiap angka atau hal baik yang kita berikan, maka akan terbalaskan 6
atau 7 kali lipat bukan?
Contohnya..
- 1 senyuman yang kita infakkan tentu akan terbalas 6 atau 7 senyuman tulus juga.
- 100 makan yang kita berikan kepada yang membutuhkan maka akan terbalas 600 atau 700 makanan yang kita terima atau bila kita sehari makan 3 kali berarti 2.33 hari kedepan kita tercukupkan.
- 100.000 uang yang kita sedekahkan, maka akan terbalas 600.000 atau 700.000 yang akan masuk di kantong.
Coba kita tanya pada diri sendiri
- Bahagia tidak bila kita berjalan dan di jalan orang-orang tersenyum terhadap kita?
- Khawatir tidak bila makan kita untuk berhari-hari kedepan sudah terjamin Allah?
- Dan bayangkan di kantong kita terkeluarkan 100.000 ribu lalu terganti 600.000 atau 700.000 ribu?
Namun biasanya orang-orang ngeyel akan
bilang “tidak mau ah! Nanti dianggap aneh kalau disenyumin orang terus, tidak
mau ah! Saya tidak hobi makan, Tidak mau ah, tidak mungkin uang bisa muncul
seperti itu.”
Hoey!!! Itu bukan saya yang menjanjikan,he.he. Tapi Tuhan yang menjaminMu dan menciptakanMu! Walaupun saya akui meski dalam
kadar yang sama, balasannya mungkin berbeda. Mungkin
berupa kesehatan, keselamatan, kebahagiaan. Eh jangan salah..itu juga sangat
mahal, tidak ada orang bener yang mau menjual kebahagiaan,
keselamatan dan kesehatannya.
Apa yang saya tulis hanya logika sederhana saja.
Yaaaa..kalau masih ngeyel , baiklah semoga yang anda harapkan
tercapai. “semoga sering dimarahin, tidak disenyumin, kelaparan terus, dan miskin
tidak nambah-nambah uangnya” mau? He.he.he
Sudah banyak hal-hal ajaib yang
terjadi ketika jiwa ini ingin berbagi. Sebuah hukum kasualitas! Begitulah yang
dikatakan Bang Ippo Satosa pengarang buku tujuh keeajaiban rezeki. Bahwa
sesuatu pasti berbalas, apalagi sedekah. Dan sedekah terbaik menurutnya, adalah
saat kita mempunyai namun enggan mengeluarkan.
Kembali ke cerita di Blog sebelumnya, Alhamdulillah sang
suami sudah membuktikan. Anda?
……………
Dalam sebuah riwayat ketika perang tabuk
Rasulullah SAW pernah menyeru kepada pengikut dan sahabatnya untuk
menyedekahkan harta yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya. Dua sahabat
Rasul, Umar RA dan Abu Bakar RA segera kembali ke rumah masing-masing untuk
melaksanakan seruan. Umar yang terkenal dengan dermawannya segera mengambil
setengah dari semua hartanya untuk disedekahkan atas niat Allah, selain itu
Umar juga ingin sekali-kali melebihi apa yang disedekahkan Abu Bakar, karena
dalam kehidupan Umar tidak pernah mengalahkan Abu Bakar dalam hal bersedekah.
Dengan wajah gembira Umar segera menghadap Rasul dan menyerahkan setengah
hartanya. Saat ditanya Rasul apa yang ditinggalkan untuk keluarganya, jawab
umar setengah dari kekayaannya yang lain. Umar sangat optimis kali inilah dia
yang menang. "Gue pasti ngalahin Abu Bakar" Mungkin begitu bahasanya
Namun apa yang terjadi kemudian?
Datanglah Abu bakar dengan membawa
hartanya. Ketika ditanya, ternyata semua hartanya telah disumbangkan, dan
jawaban yang mungkin kita sudah sering mendengar atau membacanya terucap dengan
indah melalui lisannya “Saya meninggalkan Allah dan Rasul_Nya kepada mereka”.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa arti kalimat ini adalah bahwasanya Abu Bakar
yakin akan balasan dalam bentuk keberkahan dari Allah SWT atas apa yang
dilakukannya.
Lalu memang sekaya apa sih Abu bakar?
Dengan hoby sedekah yang aneh ini ternyata :
- Konon Abu bakar tidak hanya sekali menginfakkan semua hartanya, harta itu ternyata melebihi apa yang disedekahkan umar, dan disetiap sedekah, Umar tidak pernah bisa menandingi sedekah Abu bakar.
- Abu bakar pernah membebaskan budak seharga 40.000 dirham atau bila dirupiahkan senilai kurang lebih 6,8 milyar
- Diantara sahabat, Umar adalah sahabat Nabi yang etos kerjanya paling besar dan sangat kaya, namun walaupun Abu bakar menginfakkan hartanya semua, ketika harta Abu Bakar habis dan bekerja lagi untuk mendapatkan harta-harta itu, dan dibandingkan lagi dengan kekayaan Umar, ternyata total kekayaan Umar tidak pernah bisa menandingi kekayaan abu bakar.
Sebelumnya, dengan segala kerendahan hati
saya mohon maaf bila apa yang saya sampaikan seakan-akan membanding-bandingkan
dan seakan akan Abu Bakar lebih “wah” daripada Umar. Bukan… Saya yakin mereka
berdua adalah dua orang luar biasa yang sangat mencintai dan dicintai Rasulnya.
Mereka berdua pasti punya kelebihan-kelebihan yang berbeda yang unggul disetiap
bidangnya, cuma khusus kali ini saya hanya ingin mengingatkan dan mengajak diri
sendiri agar lebih mau untuk terus memberi, berbagi, dan berkontribusi secara
totalitas, dan saya ingin terus meyakinkan diri sendiri bahwa Tuhan, Allah yang
Maha Kaya akan membalas apapun yang kita berikan. Entah dengan ikhlas, ataupun
belum ikhlas.
Ngomong-ngomong masalah lkhlas ne…
Sedekah itu harus, Dan tidak harus menunggu ikhlas! Lho…..?? Iya…!
Sedekah itu harus ,dan tidak harus ikhlas!
Sabar..! Jangan Protes dulu He.he
Baca dulu per paragraf di bawah
1. Sholat.
Tentu sholat Ibadah yang sangat
penting. Sangat penting, tapi bila disambungkan dengan kemanfaatan terhadap
orang secara langsung, tentu sulit dilihat. Mungkin ada, tapi mungkin juga
kecil, seikhlas apapun niat kita. Hal itu karena efek terbesar dari sholat adalah
meningkatkan kualitas ruhani dan spiritual kepada Allah SWT.
2. Puasa.
Tentu juga ibadah yang sangat
penting. Bahkan inilah ibadah yang Allah langsung yang akan meng_ganjarnya.
Sangat penting, tapi bilapun disambungkan dengan kemanfaatan terhadap orang
lain secara langsung, tentu sulit dilihat juga kan?. Iya..ada kok, tapi
tidak secara langsung kan? Karena memang efek terbesar puasa adalah pelatihan
diri untuk menahan nafsu duniawi.
3. Sedekah.
Anggap saja anda tidak tulus, atau
lebih buruk lagi, anda tidak ikhlas dan tidak tulus. Namun apa yang anda
berikan pasti tetap akan memberi kemanfaatan untuk orang lain. Sebuah partai
politik yang memberikan baju, mengadakan bantuan bencana, dan bantuan warga
miskin dengan niatan agar partainya menang tanpa ada sedikitpun niatan untuk
Allah pun, tetap bermanfaat untuk sesama. Minimal warga miskin yang tidak
punya baju dan tidak punya rumah juga kesulitan makan menjadi hangat tubunya,
tidak kepanasan dan kenyang perutnya.
Bermanfaat tidak? Bermanfaat kan.
Ikhlas tidak? Belum tentu
Tulus tidak? Yah..apalagi ini. Saya garansi gak akan tulus he.he
Bermanfaat tidak? Bermanfaat kan.
Ikhlas tidak? Belum tentu
Tulus tidak? Yah..apalagi ini. Saya garansi gak akan tulus he.he
So…kembali ke ikhas-ikhlasan tadi. Maksud saya :
Tetaplah memberi, tetaplah berbagi, tetaplah
bersedekah walaupun tidak atau belum tulus dan ikhlas, serambi berdoa dan
men_target untuk mencapai tahap pribadi yang penuh dengan ketulusan dan keikhlasan.
Dengan apa yang kita berikan nantinya akan langsung bermanfaat entah apapun tujuannya, jangan khawatir.
Dengan apa yang kita berikan nantinya akan langsung bermanfaat entah apapun tujuannya, jangan khawatir.
Memberi tidak harus ikhlas dulu bro.. |
No comments:
Post a Comment
apa saran anda?