Monday, August 6, 2012

Cerita tentang kejujuran 1


Alkisah, Seorang guide wisata dan seorang guru.

Pagi itu seorang guide yang akan pergi bekerja bertemu dengan tetangganya. Tetangganya yang kebetulan seorang guru terlihat melamun dan memikirkan sesuatu. Melihat itu, si guide itu akhirnya mengucap salam.

“Assalamualaikum,” sapa si pemuda
“Walaikumsalam”
“ada apa gerangan anda duduk disini? Seperti memikirkan sesuatu” sapa si pemuda



“iya,,,, tadi bertemu dengan murid saya, dia bertanya tentang salah satu analisis materi pelajaran, jujur saya tidak tahu dan tidak faham, akhirnya saya jawab asal-asalan. Saya tidak yakin apakah itu benar atau salah.…gimana ya ?” jawabnya
“lho itu kebohongan,dan berdosa. Selain itu kasihan murid mas. Mengapa mas berbohong?”

“ya mau gimana ya, saya malu ketahuan tidak bisa,, masa guru tidak bisa menjawab pertanyaan muridnya??? Mau saya taruh dimana muka ini. Kelihatan bodoh nanti saya..ya sudah, tak jawab saja meskipun saya tidak yakin juga. Istilahnya keadaan darurat”
“Iya...tapi dengan alasan apapun tetap saja itu tidak baik. Tidak baik bagi murid, juga tidak baik bagi mas sendiri” kata si guide.
“Iya..mas tidak tahu sih posisi saya, coba kalau mas di fihak saya...pasti akan melakukan hal yang sama.”
“Oh,,begitu ya?, ya sudah, saya mau pergi bekerja dulu. assalamualaikum” lanjut si pemuda
“Walaikumsalam"




Beberapa hari kemudian Tuhan menakdirkan mereka untuk bertemu lagi. Di tempat pariwisata. Di percakapan pertama yang kebetulan seorang guru memanfaatkan liburan untuk berwisata. Di tempat wisata tersebut ternyata dia bertemu lagi dengan tetangganya yang tak lain si guide wisata di tempat tersebut. Si di hampirilah dan di sapa.

“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam” jawab pemuda
“Alhamdulillah bisa bertemu lagi dengan adek, oh ya bisa ditunjukkan tempat penukaran uang?” 
Tetangga yang merupakan guru tersebut meminta tolong untuk mengantar ke penukaran uang
“ehm...ok, mari ikuti saya!” jawab guide yang bekerja di tempat itu dengan sabar.

DI ikutilah si pemuda. Tapi hampir setengah jam berjalan tidak terlihat bakal ditemukan tempat penukaran uang. Bahkan si guide itu malah berputar-putar sampai menuju ke toilet segala, karena penasaran, si guru akhirnya menegur pemuda itu.

kok dari tadi kita muter-muter tidak jelas? Sebenarnya adek tahu gak sih tempatnya?"
“maaf mas, saya  tidak yakin sebenarnya dimana tempatnya” jawab pemuda
“lho…terus ngapain kita tadi muter-muter?????? Kalau adek tidak tahu. Kenapa tidak bilang saja,? saya jadi buang-buang waktu gara-gara adek! Mending saya tadi ke tempat wisata dari pada kaya gini!”
“Maaf mas,, saya malu ketahuan kalau tidak tahu tempatnya,, masa guide tidak bisa menunjukkan tempat-tempat di lokasi wisatanya??? Mau saya taruh dimana muka ini. Kelihatan bodoh nanti saya..ya sudah, tak ajak nunjukin walau saya tidak yakin dimana tempatnya,.” Jawab pemuda

Sambil tersenyum tetangga yang berprofesi guru itu menjelaskan

“adek tidak boleh seperti itu, adek kan tadi menyuruh saya mengikuti. Saya anggap itu tahu tempatnya. Kalau adek melakukan seperti ini, artinya adek berbohong. Saya kan jadinya tersesat dan adek yang menyesatkan karena telah mengajak saya berputar-putar. Padahal agama kita diajarkan untuk tidak berbohong” kata si guru itu dengan bijaknya
“oh,, begitu ya.. lalu apa bedanya yang saya lakukan dengan ketika anda membohongi murid anda beberapa hari yang lalu?” kata si pemuda, sambil meninggalkan si guru  tersebut.

Terperanjat mendengar jawaban orang didepannya. 
Guru tersebut mulai faham merenungi apa yang dikatakan dan dilakukan pemuda itu terhadapnya… akhirnya dia sadar maksud pemuda melakukan hal itu. Dikejarlah si pemuda dan meminta maaf dan mengucapkan terimakasih telah diingatkan tentang arti kejujuran dan kebenaran.
………………………………..

“Jangan kau campur adukan yang haq dengan yang bathil dan jangan kamu sembunyikan kebenaran itu, padahal engkau mengetahuinya” (QS Al Baqoroh : 42)

Ah...saya sebenarnya tidak yakin juga menulis ini hehehe (curhat lagi ^_^ )
Bukan...bukan tidak yakin dengan apa yang saya tulis, tapi saya sendiri masih sangat berlumur kebohongan.  Saya tidak yakin apakah apa yang saya lakukan untuk menasehati tentang kejujuran lewat tulisan ini benar atau tidak.

Saya hanya ingat pesan dari orang yang saya anggap lebih baik dari saya, “Bahwasanya sampaikanlah kebaikan meskipun kita masih dalam keburukkan, nah sambil menyampaikan itu maka berproseslah juga utuk jadi orang baik.”

Yup...saya menyampaikan...saya masih berlumur dosa....mari berproses bersama-sama.
Deal ya? Hehe

Memang........
Kejujuran. Hal yang sekarang ini mungkin susah untuk ditemukan. Bagai berlian yang dicari, sampai kedalaman beratus-ratus meter baru bisa ditemukan. Tapi tahukah kawan,, berlian itu akan bernilai sangat mahal, mahal sekali. Sekali lagi, itulah kejujuran. Kita sering menganggap jujur itu suatu hal remeh-temeh yang bilamana tidak dilakukan pun tidak masalah. “toh saya gak rugi”. Eitss...tidak rugi apanya??
Berkata jujur itu sangat penting dan berefek besar untuk kita. Dipercaya orang salah satunya.

Barusan saya dinasehati sama pimpinan saya.
“Sudah lah mas, rezeki  itu gampang...asalkan bisa dipercaya link, bekerja sesuai tuntunan....nanti rezeki datang sendiri. Sampai mas mungkin nanti nolak-nolak!”

Saya garis bawahi...DIPERCAYA

Dan kepercayaan tentu didapat dari kejujuran kan?

Bayangkan kalau kita tidak jujur, otomatis orang akan susah percaya lagi sama kita. Nah lho… pengen tidak dipercaya orang??

Nabi Muhammad SaW juga telah mengingatkan kita, sebagai umatnya agar setia dengan kejujuran dan sekali-sekali jangan sampai mendekati kebohongan. Sekecil apapun, kecuali dalam keadaan perang, mendamaikan pihak yang berselisih ataupun menjaga keharmonisan rumah tangga. Itupun harus hati-hati dan memang sangat diperlukan.

Nah lho!

Dalam sebuah hadits Rasul Saw. bersabda :
 “Hendaklah kalian semua menjadi jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akan menyampaikan kalian ke syurga. Bialamana seseorang itu jujur dan menguasai sifat jujur (secara terus menerus), maka Allah menetapkannya sebagai seorang yang jujur. Dan sekali-kali jangan kalian berbohong, karena sesungguhnya kebohongan itu menggiring kalian kepada berbagai kejahatan (dosa) dan sesungguhnya berbagai kejahatan itu akan menggiring kalian ke neraka. Bilamana seseorang itu berbohon dan terus menerus berbohong, maka Allah akan menetapkannya sebagai pembohong. (HR. Bukhari dan Muslim)

Berbohong itu layaknya orang yang memakai selimut basah. Diselimutin, namun tidak mendapat kehangatan. Malah jauh lebih dingin daripada sebelum memakai selimut. Terlihat seperti baik, tapi menyesatkan.

Mari melangkahkan apapun di awal segala kegiatan kita dengan kejujuran.
Bismillah......

Next : Cerita tentang kejujuran 2

No comments:

Post a Comment

apa saran anda?