Alkisah, Seorang guide wisata dan seorang
guru.
Pagi itu seorang guide yang akan pergi bekerja
bertemu dengan tetangganya. Tetangganya yang kebetulan seorang guru terlihat melamun dan
memikirkan sesuatu. Melihat itu, si guide itu akhirnya mengucap salam.
“Assalamualaikum,” sapa si pemuda
“Walaikumsalam”
“iya,,,, tadi bertemu dengan murid saya,
dia bertanya tentang salah satu analisis materi pelajaran, jujur saya tidak
tahu dan tidak faham, akhirnya saya jawab asal-asalan. Saya tidak yakin apakah
itu benar atau salah.…gimana ya ?” jawabnya
“lho itu kebohongan,dan berdosa. Selain itu
kasihan murid mas. Mengapa mas berbohong?”
“ya mau gimana ya, saya malu ketahuan
tidak bisa,, masa guru tidak bisa menjawab pertanyaan muridnya??? Mau saya
taruh dimana muka ini. Kelihatan bodoh nanti saya..ya sudah, tak jawab saja
meskipun saya tidak yakin juga. Istilahnya keadaan darurat”
“Iya...tapi dengan alasan apapun tetap
saja itu tidak baik. Tidak baik bagi murid, juga tidak baik bagi mas sendiri”
kata si guide.
“Iya..mas tidak tahu sih posisi saya, coba
kalau mas di fihak saya...pasti akan melakukan hal yang sama.”
“Oh,,begitu ya?, ya sudah, saya mau pergi
bekerja dulu. assalamualaikum” lanjut si pemuda
“Walaikumsalam"
Beberapa hari kemudian Tuhan menakdirkan
mereka untuk bertemu lagi. Di tempat pariwisata. Di percakapan pertama yang kebetulan seorang guru memanfaatkan liburan
untuk berwisata. Di tempat wisata tersebut ternyata dia bertemu lagi dengan tetangganya yang tak
lain si guide wisata di tempat tersebut. Si di hampirilah dan di sapa.
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam” jawab pemuda
“Alhamdulillah bisa bertemu lagi dengan adek,
oh ya bisa ditunjukkan tempat penukaran uang?”
Tetangga yang merupakan guru tersebut meminta tolong untuk mengantar ke penukaran uang
Tetangga yang merupakan guru tersebut meminta tolong untuk mengantar ke penukaran uang
“ehm...ok, mari ikuti saya!” jawab guide yang bekerja di tempat itu dengan sabar.
DI ikutilah si pemuda. Tapi
hampir setengah jam berjalan tidak terlihat bakal ditemukan tempat penukaran
uang. Bahkan si guide itu malah berputar-putar sampai menuju ke toilet
segala, karena penasaran, si guru akhirnya menegur pemuda itu.
“kok dari tadi kita muter-muter tidak
jelas? Sebenarnya adek tahu gak sih tempatnya?"
“maaf mas, saya tidak yakin
sebenarnya dimana tempatnya” jawab pemuda
“lho…terus ngapain kita tadi
muter-muter?????? Kalau adek tidak tahu. Kenapa tidak bilang saja,? saya jadi
buang-buang waktu gara-gara adek! Mending saya tadi ke tempat wisata dari pada
kaya gini!”
“Maaf mas,, saya malu ketahuan kalau tidak
tahu tempatnya,, masa guide tidak bisa menunjukkan tempat-tempat di lokasi
wisatanya??? Mau saya taruh dimana muka ini. Kelihatan bodoh nanti saya..ya
sudah, tak ajak nunjukin walau saya tidak yakin dimana tempatnya,.” Jawab
pemuda
Sambil tersenyum tetangga yang berprofesi guru itu menjelaskan
“adek tidak boleh seperti itu, adek kan
tadi menyuruh saya mengikuti. Saya anggap itu tahu tempatnya. Kalau adek
melakukan seperti ini, artinya adek berbohong. Saya kan jadinya tersesat dan
adek yang menyesatkan karena telah mengajak saya berputar-putar. Padahal agama
kita diajarkan untuk tidak berbohong” kata si guru itu dengan bijaknya
“oh,, begitu ya.. lalu apa bedanya yang
saya lakukan dengan ketika anda membohongi murid anda beberapa hari yang lalu?”
kata si pemuda, sambil meninggalkan si guru tersebut.
Terperanjat mendengar jawaban
orang didepannya.
Guru tersebut mulai faham merenungi apa yang dikatakan dan
dilakukan pemuda itu terhadapnya… akhirnya dia sadar maksud pemuda melakukan
hal itu. Dikejarlah si pemuda dan meminta maaf dan mengucapkan
terimakasih telah diingatkan tentang arti kejujuran dan kebenaran.
………………………………..
“Jangan kau campur adukan yang haq dengan
yang bathil dan jangan kamu sembunyikan kebenaran itu, padahal engkau
mengetahuinya” (QS Al Baqoroh : 42)
Ah...saya sebenarnya tidak yakin juga
menulis ini hehehe (curhat lagi ^_^ )
Bukan...bukan tidak yakin dengan apa yang
saya tulis, tapi saya sendiri masih sangat berlumur kebohongan. Saya tidak yakin apakah apa yang saya lakukan
untuk menasehati tentang kejujuran lewat tulisan ini benar atau tidak.
Saya hanya ingat pesan dari orang yang
saya anggap lebih baik dari saya, “Bahwasanya sampaikanlah kebaikan meskipun
kita masih dalam keburukkan, nah sambil menyampaikan itu maka berproseslah juga
utuk jadi orang baik.”
Yup...saya menyampaikan...saya masih
berlumur dosa....mari berproses bersama-sama.
Deal ya? Hehe
Memang........
Kejujuran. Hal yang sekarang ini mungkin
susah untuk ditemukan. Bagai berlian yang dicari, sampai kedalaman
beratus-ratus meter baru bisa ditemukan. Tapi tahukah kawan,, berlian itu akan
bernilai sangat mahal, mahal sekali. Sekali lagi, itulah kejujuran. Kita sering
menganggap jujur itu suatu hal remeh-temeh yang bilamana tidak dilakukan pun
tidak masalah. “toh saya gak rugi”. Eitss...tidak rugi apanya??
Berkata jujur itu sangat penting
dan berefek besar untuk kita. Dipercaya orang salah satunya.
Barusan saya dinasehati sama pimpinan
saya.
“Sudah lah mas, rezeki itu
gampang...asalkan bisa dipercaya link, bekerja sesuai tuntunan....nanti rezeki
datang sendiri. Sampai mas mungkin nanti nolak-nolak!”
Saya garis bawahi...DIPERCAYA
Dan kepercayaan tentu didapat dari
kejujuran kan?
Bayangkan kalau kita tidak jujur, otomatis
orang akan susah percaya lagi sama kita. Nah lho… pengen tidak dipercaya
orang??
Nabi Muhammad SaW juga telah mengingatkan
kita, sebagai umatnya agar setia dengan kejujuran dan sekali-sekali jangan
sampai mendekati kebohongan. Sekecil apapun, kecuali dalam keadaan perang,
mendamaikan pihak yang berselisih ataupun menjaga keharmonisan rumah tangga.
Itupun harus hati-hati dan memang sangat diperlukan.
Nah lho!
Dalam sebuah hadits Rasul Saw. bersabda :
“Hendaklah kalian semua menjadi jujur, karena
sesungguhnya kejujuran itu akan membawa kepada kebaikan, dan sesungguhnya
kebaikan itu akan menyampaikan kalian ke syurga. Bialamana seseorang itu jujur
dan menguasai sifat jujur (secara terus menerus), maka Allah menetapkannya
sebagai seorang yang jujur. Dan sekali-kali jangan kalian berbohong, karena
sesungguhnya kebohongan itu menggiring kalian kepada berbagai kejahatan (dosa)
dan sesungguhnya berbagai kejahatan itu akan menggiring kalian ke neraka.
Bilamana seseorang itu berbohon dan terus menerus berbohong, maka Allah akan
menetapkannya sebagai pembohong. (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbohong itu layaknya orang yang memakai
selimut basah. Diselimutin, namun tidak mendapat kehangatan. Malah jauh lebih
dingin daripada sebelum memakai selimut. Terlihat seperti baik, tapi
menyesatkan.
Mari melangkahkan apapun di awal segala kegiatan kita dengan kejujuran.
No comments:
Post a Comment
apa saran anda?