Thursday, July 12, 2012

Pesan : Saatnya Menjadi Yang Pertama



Ada hal menarik ketika saya mengikuti Car Friday yang diadakan Undip. Kegiatan ini diadakan minimal satu kali dalam sebulan. Kegiatan yang cukup menyenangkan sih, karena selain “pembersihan 2 jam” lingkungan Undip dari asap kendaraan bermotor, juga ada pinjaman sepeda gratis yang disediakan rektorat. Yaaaa,,,setidaknya untuk beberapa puluh orang he,e,e, (Pak Sudharto, sepedanya kurang!! Saya engga dapat! T_T ).

Kebetulan.....

Ya..kebetulan saat itu bersamaan dengan atraksi Hari Bumi dari teman-teman jurusan Teknik Lingkungan. Atraksi drama treatrikal tentang lingkungan, pembuatan beberapa lubang biopori,  serta bersih-bersih sampah di sekitaran Widya Puraya. Tampak terlihat baju ataupun slayer hijau yang menandakan mereka mahasiswa aktivis lingkungan dari jurusannya.

Maaf belum menceritakan hal menariknya.

Tampak teman-teman aktivis dari jurusan lingkungan yang dapat dikenali dari slayer hijau yang dibawanya terlihat bersih-bersih sampah di sekitaran Widya Puraya. Memang hanya merekalah yang melakukan, karena mereka memang tidak terihat mengajak secara langsung orang-orang disekitarnya. Hal itu mungkin karena memang saking padatnya agenda saat itu, atau mungkin tidak ada konsep untuk mengajak yang lain..kegiatan internal gitu.

Ada yang ikut senam bersama, ada yang sibuk lari-lari juga bersepeda, dan ada yang sibuk dengan acara bioporinya. Nah ini dia menariknya, saat teman-teman lingkungan dengan slayer hijau itu bersih-bersih, tiba-tiba ada seseorang yang terlihat sedang joging membawa sebuah plastik dan botol sampah untuk diserahkan ke aktivis-aktivis itu (saat itu saya juga sedang joging).

Ternyata tidak  hanya sekali membawakan sampah, setelah joging memutar halaman widya puraya, orang itu tampak membawa lagi jumlah sampah yang lebih banyak dari sebelumnyai. Barulah setelah itu terlihat beberapa orang ikut-ikutan untuk mengambil sampah yang ada di depan mereka untuk, tapi karena jumlah sampah sudah sangat berkurang, yaaa... terlihatlah pemandangan beberapa orang hanya melihat-lihat ke bawah karena memang sudah tidak teralu banyak sampah.

Hal menariknya karena orang yang saya ceritakan yang sedari tadi memang perhatikan itu ternyata tidak terlihat kain slayer hijau di tangannya. Menandakan orang itu bukanlah termasuk anggota aktivis lingkungan. Dia mau melakukan tanpa diajak, sendirian lagi (dalam konteks ini lebih ke tidak terikat pada sesuatu).

Dan ternyata memang teman-teman aktivis tidak mengenalnya. Orang itu juga tidak terlihat berkomunikasi, dan setelah selesai joging juga terlihat langsung pulang. (saya malah jadi orang kurang kerjaan ya?,  mengamati macam detektif  he,e,e)

Dua hal!!...

Yang pertama...
Adanya sebuah aksi nyata tanpa perlu harus menunggu untuk tergabung pada sebuah komunitas, ataupun organisasi yang mengajak untuk kebaikan. Bukan maksud mengesampingkan organisasi para aktivis itu. Saya cuma berfikir memang sangat bagus mengikuti sebuah jamaah, organisasi ataupun komunitas untuk menyalurkan keinginan kita untuk mewujudkan keinginan yang berlabelkan kebaikan, tapi akan lebih luar biasa bila kita tetap melakukan kebaikan bahkan bila belum atau tidak tergabung dalam jamaah.

Bila perlu kitalah yang memulainya dan atau mengajak yang lain untuk membuat  jamaah yang mengajak dalam hal kebaikan. Seorang bijak pernah berkata “Kita tidak perlu disebut baik dahulu baru merasa pantas dan baru mulai melaksanakan kebaikan, tapi mulailah melakukan kebaikan agar kita pantas menjadi orang baik”. 

Ehm........... dalam hal kebaikan, lakukan baik dalam keadaan bersama, sendiri, dan bilamana belum atau tidak ada yang melakukan, maka mulailah. Mungkin dia mau berpesan seperti itu kali ya saat mengambil sampah, tidak tahu lah...

Yang kedua..
Tidak perlu menunda-nunda, menunggu-nunggu dan tanggap untuk memperoleh amal kebaikan. Sebenarnya bila mau, orang-orang disekitar Widya Puraya saat itu bisa saja langsung ikut ambil bagian untuk membantu para aktivis mahasiswa dari lingkungan mengambil membersihakan sampah, tapi karena entah enggan, malu, atau mungkin tidak terlalu menyadari akhirnya mereka hanya menjadi orang “kedua” yang ikut ambil bagian. Tentu hasilnya tidak sebaik orang pertama yang bisa mendapatkan banyak sampah dan peluang amal yang lebih besar. Yang menjadi pelaku kedua hanyalah mendapat sisa-sisa sampah, dan amal yang lebih kecil. Rugi kan? Jelas rugi.

Dua hal itu yang membuat saya sangat tertarik dengannya.
(namanya siapa ya namanya siapa ya!!! ._. )

Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang berasal dari Ibnu Abbas, Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam pernah memberitahukan kepada umatnya bahwa akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang dengan persyaratan tidak minta diruqyah (di manterai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal.

Selesai memberitakan tentang hal itu berdirilah Ukasyah bin Mihshan dan berkata, “Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikanku salah satu seorang di antara mereka.”. Mendengar Ukasyah , Nabi pun berdoa, “Ya Allah, jadikanlah dia (Ukasyah)  salah seorang di antara mereka”. Setelah Nabi berdoa, tiba-tiba berdirilah lagi seorang sahabat dengan permintaan yang sama dengan apa yang diminta Ukasyah. Nabi Shalalahu 'alaihi wasslam pun menjawab,”Kamu telah didahului oleh Ukasyah”. [HR. Bukhari 6059].

Tentu ada hubungan hadist itu dengan apa yang telah dilakukan peristiwa yang saya ceritakan sebelumnya. Betapa beruntungnya orang yang tanggap, bersegera, dan tidak meunggu untuk sebuah amal kebaikan, dan betapa sebenarnya betapa meruginya orang kurang tanggap dan menjadi kedua. Ukasyah telah mengajarkan, Ukasyah tahu peluang ketika Nabi menjelaskan, Ukasyah tanggap akan peluang itu, dan apakah yang dia dapat? “Ya Allah, jadikanlah dia (Ukasyah)  salah seorang di antara mereka”. 

Subhanallah betapa beruntungnya Ukasyah menjadi salah satu dari 70.000 orang yang tanpa hisab masuk surga karena cerdiknya melihat peluang dan menjadi yang pertama. Nabi SAW sendiri yang mendoakan, pasti dikabulkan lah. Dan sebenarnya kalau boleh dibilang, betapa ada ruginya juga kita menunggu-nunggu untuk kebaikan hanya menjadi yang kedua, tidak tanggap dan hasilnya hanyalah ,”Kamu telah didahului oleh Ukasyah”.

Sekali lagi saya tanya, rugi kan? Jelas rugi.

Kawan.. sudah saatnya kita menjadi pionir dalam kebaikan. Baik saat dalam jamaah, sendiri, ataupun bahkan memulai kala tidak ada yang memulai. Dan tentu akan terasa lebih indah lagi bila kita melakukan itu semua tanpa menunda-nunda lagi, kitalah yang harusnya menjadi yang pertama. Sebelum terdahului oleh orang lain. Bukankah suatu kebaikan bukan bila kita berlomba-lomba dalam hal kebaikan? Saya yakin kalian setuju.

Bukan berarti pula saya sudah bisa melakukan terus menulis hal ini dengan maksud menasehati. Ini hanyalah sebuah suara hati yang ingin dilukiskan dengan kata pada sebuah kertas. Agar apa? Tentu salah satunya agar bisa dijadikan pengingat minimal untuk saya sendiri. Saat itu pun saya pun merasa rugi karena hanya menjadi orang kedua, tapi itu tidak berarti besok terjadi lagi. Bukankah harusnya memang seperti itu ya..he,e,e..

Saya tidaklah orang hebat, tapi saya berani bersaing dengan kalian dan  tidak mau dibelakang kalian untuk  kebaikan, saya juga tidak mau menjadi orang kedua. Dan saya sangat yakin kalian juga tidak menginginkan juga :)


Menarik tidak? Ehm,, udah lah tidak penting. Yang terpenting..Mari kita berlomba!

4 comments:

  1. oyaa,kalo' boleh request nih..
    *boleh kan ya?hehe

    menurut Lintang,
    tampilan awalnya (pas buka home) tiap entri lebih enak kalo' dibikin potongan, mas..
    baca judul2nya & sekilas paragraf pertama nya jadi lebih gampang...
    agak kepanjangan kalo' masing2 entri ditampilin lengkapnya ^^
    kn kl dibikin potongan paragraf2 jd bisa lebih banyak ditampilinnya, jd lebih nyaman kl milih2 mau baca yg mn,
    hehee..

    maaf & terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh gitu ya mbak..ehm,sip sip (maklum mbak, baru awal-awal buat blog, masih gak faham hehehehe

      Delete

apa saran anda?