Ada hal menarik ketika saya mengikuti Car
Friday yang diadakan Undip. Kegiatan ini diadakan minimal satu kali
dalam sebulan. Kegiatan yang cukup menyenangkan sih, karena selain “pembersihan
2 jam” lingkungan Undip dari asap kendaraan bermotor, juga ada pinjaman sepeda
gratis yang disediakan rektorat. Yaaaa,,,setidaknya untuk beberapa puluh orang
he,e,e, (Pak Sudharto, sepedanya kurang!! Saya engga dapat! T_T ).
Kebetulan.....
Ya..kebetulan saat itu bersamaan dengan
atraksi Hari Bumi dari teman-teman jurusan Teknik Lingkungan. Atraksi drama
treatrikal tentang lingkungan, pembuatan beberapa lubang biopori, serta
bersih-bersih sampah di sekitaran Widya Puraya. Tampak terlihat baju ataupun
slayer hijau yang menandakan mereka mahasiswa aktivis lingkungan dari
jurusannya.
Maaf belum menceritakan hal menariknya.
Tampak teman-teman aktivis dari jurusan
lingkungan yang dapat dikenali dari slayer hijau yang dibawanya terlihat
bersih-bersih sampah di sekitaran Widya Puraya. Memang hanya merekalah yang
melakukan, karena mereka memang tidak terihat mengajak secara langsung orang-orang
disekitarnya. Hal itu mungkin karena memang saking padatnya agenda saat itu,
atau mungkin tidak ada konsep untuk mengajak yang lain..kegiatan internal gitu.
Ada yang ikut senam bersama, ada yang
sibuk lari-lari juga bersepeda, dan ada yang sibuk dengan acara bioporinya. Nah
ini dia menariknya, saat teman-teman lingkungan dengan slayer hijau itu
bersih-bersih, tiba-tiba ada seseorang yang terlihat sedang joging membawa
sebuah plastik dan botol sampah untuk diserahkan ke aktivis-aktivis itu (saat
itu saya juga sedang joging).
Ternyata tidak hanya sekali
membawakan sampah, setelah joging memutar halaman widya puraya, orang itu
tampak membawa lagi jumlah sampah yang lebih banyak dari sebelumnyai. Barulah
setelah itu terlihat beberapa orang ikut-ikutan untuk mengambil sampah yang ada
di depan mereka untuk, tapi karena jumlah sampah sudah sangat berkurang,
yaaa... terlihatlah pemandangan beberapa orang hanya melihat-lihat ke bawah
karena memang sudah tidak teralu banyak sampah.
Hal menariknya karena orang yang saya
ceritakan yang sedari tadi memang perhatikan itu ternyata tidak terlihat kain
slayer hijau di tangannya. Menandakan orang itu bukanlah termasuk anggota
aktivis lingkungan. Dia mau melakukan tanpa diajak, sendirian lagi (dalam
konteks ini lebih ke tidak terikat pada sesuatu).
Dan ternyata memang teman-teman aktivis
tidak mengenalnya. Orang itu juga tidak terlihat berkomunikasi, dan setelah
selesai joging juga terlihat langsung pulang. (saya malah jadi orang kurang
kerjaan ya?, mengamati macam detektif he,e,e)
Dua hal!!...
Yang pertama...
Adanya sebuah aksi nyata tanpa perlu harus
menunggu untuk tergabung pada sebuah komunitas, ataupun organisasi yang
mengajak untuk kebaikan. Bukan maksud mengesampingkan organisasi para aktivis
itu. Saya cuma berfikir memang sangat bagus mengikuti sebuah jamaah, organisasi
ataupun komunitas untuk menyalurkan keinginan kita untuk mewujudkan keinginan
yang berlabelkan kebaikan, tapi akan lebih luar biasa bila kita tetap melakukan
kebaikan bahkan bila belum atau tidak tergabung dalam jamaah.
Bila perlu kitalah yang memulainya dan
atau mengajak yang lain untuk membuat jamaah yang mengajak dalam hal
kebaikan. Seorang bijak pernah berkata “Kita tidak perlu disebut baik
dahulu baru merasa pantas dan baru mulai melaksanakan kebaikan, tapi mulailah
melakukan kebaikan agar kita pantas menjadi orang baik”.
Ehm........... dalam hal kebaikan, lakukan
baik dalam keadaan bersama, sendiri, dan bilamana belum atau tidak ada yang
melakukan, maka mulailah. Mungkin dia mau berpesan seperti itu kali ya saat
mengambil sampah, tidak tahu lah...
Yang kedua..
Tidak perlu menunda-nunda, menunggu-nunggu
dan tanggap untuk memperoleh amal kebaikan. Sebenarnya bila mau, orang-orang
disekitar Widya Puraya saat itu bisa saja langsung ikut ambil bagian untuk
membantu para aktivis mahasiswa dari lingkungan mengambil membersihakan sampah,
tapi karena entah enggan, malu, atau mungkin tidak terlalu menyadari akhirnya
mereka hanya menjadi orang “kedua” yang ikut ambil bagian. Tentu hasilnya tidak
sebaik orang pertama yang bisa mendapatkan banyak sampah dan peluang amal yang
lebih besar. Yang menjadi pelaku kedua hanyalah mendapat sisa-sisa sampah, dan
amal yang lebih kecil. Rugi kan? Jelas rugi.
Dua hal itu yang membuat saya sangat
tertarik dengannya.
(namanya siapa ya namanya siapa ya!!! ._.
)
Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam
Bukhari yang berasal dari Ibnu Abbas, Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam pernah
memberitahukan kepada umatnya bahwa akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab
sejumlah 70.000 orang dengan persyaratan tidak minta diruqyah (di manterai),
tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka
bertawakkal.
Selesai memberitakan tentang hal itu
berdirilah Ukasyah bin Mihshan dan berkata, “Berdoalah kepada Allah
agar Dia menjadikanku salah satu seorang di antara mereka.”. Mendengar
Ukasyah , Nabi pun berdoa, “Ya Allah, jadikanlah dia (Ukasyah) salah
seorang di antara mereka”. Setelah Nabi berdoa, tiba-tiba berdirilah
lagi seorang sahabat dengan permintaan yang sama dengan apa yang diminta
Ukasyah. Nabi Shalalahu 'alaihi wasslam pun menjawab,”Kamu telah didahului
oleh Ukasyah”. [HR. Bukhari 6059].
Tentu ada hubungan hadist itu dengan apa
yang telah dilakukan peristiwa yang saya ceritakan sebelumnya. Betapa
beruntungnya orang yang tanggap, bersegera, dan tidak meunggu untuk sebuah amal
kebaikan, dan betapa sebenarnya betapa meruginya orang kurang tanggap dan
menjadi kedua. Ukasyah telah mengajarkan, Ukasyah tahu peluang ketika Nabi
menjelaskan, Ukasyah tanggap akan peluang itu, dan apakah yang dia dapat? “Ya
Allah, jadikanlah dia (Ukasyah) salah seorang di antara mereka”.
Subhanallah betapa beruntungnya Ukasyah
menjadi salah satu dari 70.000 orang yang tanpa hisab masuk surga karena
cerdiknya melihat peluang dan menjadi yang pertama. Nabi SAW sendiri yang
mendoakan, pasti dikabulkan lah. Dan sebenarnya kalau boleh dibilang, betapa
ada ruginya juga kita menunggu-nunggu untuk kebaikan hanya menjadi yang kedua,
tidak tanggap dan hasilnya hanyalah ,”Kamu telah didahului oleh Ukasyah”.
Sekali lagi saya tanya, rugi kan? Jelas
rugi.
Kawan.. sudah saatnya kita menjadi pionir
dalam kebaikan. Baik saat dalam jamaah, sendiri, ataupun bahkan memulai kala
tidak ada yang memulai. Dan tentu akan terasa lebih indah lagi bila kita
melakukan itu semua tanpa menunda-nunda lagi, kitalah yang harusnya menjadi yang
pertama. Sebelum terdahului oleh orang lain. Bukankah suatu kebaikan bukan bila
kita berlomba-lomba dalam hal kebaikan? Saya yakin kalian setuju.
Bukan berarti pula saya sudah bisa
melakukan terus menulis hal ini dengan maksud menasehati. Ini hanyalah sebuah
suara hati yang ingin dilukiskan dengan kata pada sebuah kertas. Agar apa?
Tentu salah satunya agar bisa dijadikan pengingat minimal untuk saya sendiri.
Saat itu pun saya pun merasa rugi karena hanya menjadi orang kedua, tapi itu
tidak berarti besok terjadi lagi. Bukankah harusnya memang seperti itu
ya..he,e,e..
Saya tidaklah orang hebat, tapi saya
berani bersaing dengan kalian dan tidak mau dibelakang kalian untuk
kebaikan, saya juga tidak mau menjadi orang kedua. Dan saya sangat yakin kalian
juga tidak menginginkan juga :)
Menarik tidak? Ehm,, udah lah
tidak penting. Yang terpenting..Mari kita berlomba!
izin share ^^
ReplyDeleteok mbak :)
Deleteoyaa,kalo' boleh request nih..
ReplyDelete*boleh kan ya?hehe
menurut Lintang,
tampilan awalnya (pas buka home) tiap entri lebih enak kalo' dibikin potongan, mas..
baca judul2nya & sekilas paragraf pertama nya jadi lebih gampang...
agak kepanjangan kalo' masing2 entri ditampilin lengkapnya ^^
kn kl dibikin potongan paragraf2 jd bisa lebih banyak ditampilinnya, jd lebih nyaman kl milih2 mau baca yg mn,
hehee..
maaf & terimakasih
oh gitu ya mbak..ehm,sip sip (maklum mbak, baru awal-awal buat blog, masih gak faham hehehehe
Delete