Gradasi warna langit shubuh terlihat mengejar pagi, membawa suasana hangat bagi yang menikmatinya. Tetapi tidak dengan Salim, dia tampak terlihat murung sambil menyiapkan tas kecil yang sering dibawa untuk bepergian. Aisyah Isrinya menemani sambil membawa secangkir kopi panas dan pisang goreng hangat kesukaannya.
“Yakin sepagi ini mas? apa tidak
sarapan dulu?”
“Dijalan aja makannya” jawab
salim sambil menyiapkan sepatu yang akan dipakainya
“Apa harus ke Om lukman? Kita
masih bisa pinjam uang di tempat lain mas?”
Salim menarik nafas panjang,
tampak merasa bersalah belum bisa membahagiakan istrinya.
“maaf ya dek, tapi harus
kulakukan. Cuma beliau satu-satunya saudara kita di kota ini. Aku tidak
enakan sama warga, anisa juga mau masuk SD, kita juga belum melunasi kontrakan
selama tiga bulan dan harus dibayar lusa.”